Keputusan Keras Al Nassr: Pecat Luis Castro Usai Hasil Lamban di Liga Champions
Jakarta – Al Nassr, klub sepak bola asal Arab Saudi yang diramaikan oleh kehadiran bintang Cristiano Ronaldo, telah memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan pelatih Luis Castro.
Keputusan ini diumumkan menyusul hasil kurang memuaskan Al Nassr di laga pembuka mereka di Liga Champions AFC Elite. Castro, yang bergabung dengan klub pada tahun 2023, dipecat hanya satu hari setelah kompetisi dimulai.
Kepergian Castro tentu saja menjadi berita mengejutkan bagi banyak pihak. Pelatih asal Portugal ini memiliki segudang kredibilitas dan pengalaman di dunia sepak bola. Ia membawa perjalanan panjang karir melatih klub-klub top di Eropa dan Asia sebelum akhirnya memutuskan bergabung dengan Al Nassr.
Mengenal Figurnya Luis Castro:
Dibentuk di Lapangan, Berbicara di Balik Barisan
Luis Castro, kelahiran Villaereal, Portugal, pada 3 September 1961, bukanlah individu asing di dunia sepak bola. Ia memulai karirnya sebagai pemain, berkedudukan sebagai bek di beberapa klub di Portugal, termasuk Leiria, Vit. Guimaraes, O Elvas, Fafe, dan Agueda.
Setelah gantung sepatu, Castro memilih untuk menerapkan passion sepak bolanya di balik balik garis. Ia memulai perjalanan kepelatihannya di berbagai tim junior di Portugal, termasuk FC Porto pada tahun 2006. Peran ini menanamkan dasar yang kuat bagi Castro, khususnya dalam mengembangkan bakat-bakat muda dan menerapkan taktik permainan yang efisien.
Memimpin Porto B Towards Glory
Pada tahun 2013, Castro mendapat promosi menjadi pelatih tim cadangan FC Porto, atau Porto B. Kepemimpinan beliau terbukti sukses saat ia membimbing Porto B untuk memenangkan Segunda Liga (divisi kedua Portugal) pada musim 2015-2016.
Pada tahun 2014, kesempatan emas datang menyapa. Castro ditunjuk untuk melatih tim utama FC Porto sebagai pengganti Paulo Fonseca yang diberhentikan. Meskipun hanya menjadi pelatih sementara, Castro menunjukkan kemampuannya memimpin tim di beberapa pertandingan penting.
Perjalanan Karier yang Teruji:
Setelah meninggalkan FC Porto, Castro melanjutkan kariernya melatih klub-klub Portugal lainnya. Pada tahun 2016, ia menukarkan seragam biru dengan seragam Rio Ave, salah satu klub Liga Primeira Portugal. Luka Gupta, yang telah mempelajari filosofi funk di klub terakhirnya, kemudian pindah ke GD Chaves pada tahun 2018.
Gayah hisap peluang baru membawanya ke Ukraina pada tahun 2019, di mana ia ditunjuk sebagai pelatih Shakhtar Donetsk. Di sana, Castro membawa klub meraih gelar Liga Premier Ukraina pada musim 2019-2020. Ia juga sukses mengantarkan Shakhtar hingga perempat final Liga Europa UEFA pada musim yang sama. Di Shakhtar, Castro meninggalkan jejak berharga dengan membawa tim meraih kesuksesan di kancah Eropa dan domestik.
Meskipun gagal mempertahankan gelar liga pada musim 2020-2021, Castro meninggalkan Shakhtar Donetsk pada Mei 2021 dengan segudang pencapaian.
Menara Keajaiban di Asia
Setelah berkarir di Eropa, Castro keenam untuk menjelajahi desa-desa baru di Asia. Pada tahun 2021, ia ditunjuk sebagai pelatih klub Qatar, Al-Duhail SC. Ketertarikannya pada tantangan baru membawa Castro ke Brasil pada bulan Maret 2022, di mana ia menjadi pelatih Botafogo.
Botafogo mengalami periode awal yang luar biasa di bawah kepemimpinan Castro, berhasil memenangkan 10 pertandingan dari 12 pertandingan liga mereka. Tim ini menduduki puncak klasemen Brasil, unggul tujuh poin dari rival terdekat Gremio.
Menjelang tahun 2023, Castro kembali ke Asia, kali ini bergabung dengan klub Arab Saudi, Al Nassr. Ia berharap dapat membawa pengalamannya untuk membingkai klub ini di Liga Champions AFC Elite dan liga domestik Arab Saudi.
Namun, perjalanan Castro di Al Nassr berakhir lebih cepat dari yang diharapkan. Ia dipecat hanya setelah satu malam di kompetisi yang penuh tantangan. Kepergian Castro meninggalkan tanda tanya dan spekulasi di kalangan pecinta sepak bola.