Voxnes.com, Garut – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut, Jawa Barat, secara resmi menolak rencana pelaksanaan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang digagas oleh Presidium Muktamar Luar Biasa. Sekretaris PCNU Garut, Deni Ranggajaya, menyatakan pada Kamis (12/9/2024) bahwa rencana tersebut jelas bertentangan dengan tradisi yang selama ini berkembang di tubuh NU.
Presidium Penyelamat Nahdlatul Ulama (NU) telah mengusulkan rencana untuk menggelar MLB sebagai upaya untuk mengganti kepengurusan PBNU yang ada saat ini. Rencana ini termasuk tahap persiapan berupa Pra MLB NU yang direncanakan berlangsung pada awal Oktober 2024. Namun, Deni menilai bahwa langkah tersebut tidak sesuai dengan etika dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh NU.
Deni menegaskan bahwa rencana MLB yang digagas oleh presidium ini tidak mendapatkan dukungan dan restu dari kalangan pesantren serta pengurus PCNU di Garut. Menurutnya, jika terdapat masalah atau ketidakpuasan terhadap kepengurusan PBNU, seharusnya masalah tersebut dibicarakan dan diselesaikan melalui musyawarah, bukan melalui mekanisme MLB yang dianggap tidak mencerminkan tradisi NU.
“Bagi kami, setiap permasalahan dalam organisasi harus diselesaikan dengan musyawarah dan tidak melalui MLB yang terkesan memaksakan perubahan. MLB semacam ini dapat berpotensi menyebabkan perpecahan di tubuh PBNU dan mengganggu kekompakan umat,” kata Deni.
Deni juga mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan bahwa Muktamar Luar Biasa di PBNU hanya pernah terjadi dalam kondisi yang sangat mendesak dan sering kali terkait dengan intervensi politik. Contohnya adalah saat era Orde Baru ketika terdapat usaha untuk menguasai PBNU pada masa kepemimpinan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Dalam pandangan pengurus PCNU Garut, MLB seharusnya tidak digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan tetapi sebagai solusi untuk masalah yang benar-benar mendesak.
Meski PCNU Garut menolak rencana MLB, Deni berharap bahwa kehadiran gagasan tersebut dapat berfungsi sebagai pengingat bagi pengurus PBNU saat ini untuk lebih memperhatikan dan memperbaiki kinerja serta kebijakan yang disampaikan kepada umat. Dia mencatat bahwa terdapat sejumlah isu penting, seperti polemik nasab Ba’lawi dan pembelokan sejarah yang berpotensi merusak integritas NU, yang perlu diperhatikan oleh pengurus PBNU.
Deni juga mengimbau kepada seluruh pengurus di lingkungan PCNU Garut, termasuk badan otonom (Banom) dan lembaga-lembaga lainnya, untuk tetap menjaga kondusifitas organisasi dan menghindari terlibat dalam rencana MLB PBNU. Menurutnya, keberadaan wacana MLB hanya akan membawa dampak negatif bagi masyarakat dan menciptakan preseden buruk bagi generasi mendatang.
“Kami mengajak semua pihak untuk menyampingkan rencana MLB ini dan fokus pada upaya memperkuat dan memajukan NU sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai yang telah lama dianut. Ini adalah saat yang tepat untuk bersama-sama menjaga keharmonisan dan kekompakan dalam tubuh organisasi,” ujar Deni menegaskan.
Dengan sikap tegas ini, PCNU Garut berharap bahwa semua pihak dapat menyadari pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Penolakan terhadap rencana MLB diharapkan menjadi langkah awal untuk menyelesaikan berbagai masalah internal dengan cara yang lebih bijak dan sesuai dengan semangat musyawarah yang menjadi landasan utama dalam NU.