Jakarta, VOXNES.com – Pesta di hari jadi Karawang ke-391, yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan untuk masyarakat, berakhir dengan kontroversi setelah ribuan nasi tumpeng dibuang tak terpakai. Usai upaya memecahkan rekor MURI, nasi tumpeng raksasa yang tersusun menyerupai peta Kabupaten Karawang malah berakhir di tempat pembuangan sampah.
Video viral di akun @ckpinfo menggambarkan momen pilu itu di mana para petugas kebersihan terlihat menyisihkan nasi tumpeng utuh ke dalam tong sampah. Ironisnya, nasi tumpeng yang sebagian besar masih dalam kondisi baik itu dibuang begitu saja, padahal seharusnya dapat dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
Tampak jelas Pizarro, warga yang merekam video itu, menunjukkan rasa terkejut dan kecewa. “Sayang atuh saya teh bermodal, sampai lima juta saya patungan,” bisiknya sdk merasa kecewa melihat nasi tumpeng yang ia sumbangkan diuras.
Fenomena ini pun memicu keprihatinan dan protes dari warganet. Mereka mengecam tindakan pemborosan dan ketidakpedulian yang dilakukan oleh panitia perayaan. Beberapa bahkan menuding keputusan membakar dan membuang nasi tumpeng merupakan bentuk pengabaian terhadap nilai-nilai kemakmuran dan kemanusiaan.
Kontroversi Atas Upaya Pecahkan Rekor MURI
Upaya memecahkan rekor MURI ini memang sudah direncanakan untuk memperingati hari jadi Karawang ke-391 pada Sabtu, 14 September 2024.
Presentasi nasi tumpeng yang dibentuk menjadi peta Kabupaten Karawang menjadi daya tarik utama dalam perayaan tersebut. Meskipun berhasil mencatatkan rekor, kontroversi ini membawa sorotan yang kurang menyenangkan bagi pelaksanaan acara bersejarah tersebut.
Kritik tajam ditujukan kepada panitia perayaan atas kurangnya perencanaan matang dan perhatian terhadap aspek pemanfaatan hasil acara. Warganet mempertanyakan bagaimana panitia dapat membayangkan mengabaikan nasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat hanya demi memikat rekor.
Adakah yang mengawasi kerangka hukum yang melandasi rekor MURI dan bagaimana ia diterapkan dalam acara seperti ini?
Penanggapan Pemda Karawang
Sejak viralnya video tersebut, pemerintah daerah Karawang merespon dengan beragam cara.
Beberapa pihak menyatakan penyesalan dan berjanji untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan acara. Mereka menepis kabar bahwa nasi tumpeng dibuang total dan memastikan sebagian nasi tumpeng masih disalurkan kepada panti asuhan dan yayasan.
Klaim ini kemudian menjadi embel-embel kontroversi baru, dengan beberapa warganet meminta bukti dan transparansi terkait proses pengalokasian nasi tumpeng tersebut.
Hingga saat ini, pembahasan mengenai pemborosan dan terganggunya nilai-nilai sosial karena ikonik peristiwa kemerdekaan ini masih terus berlanjut di berbagai platform media sosial.
违