Ternyata, ketidakseimbangan hormonal dapat berdampak pada tampilan luar kita! Pahami kelima hal ini untuk menjaga kesehatan serta kepercayaan diri.
TRIBUNSTYLE.COM –
Hormon merupakan elemen vital di dalam tubuh kita. Mereka terus-menerus bertugas mengatur banyak hal berkaitan dengan kondisi fisik kita.
Akan tetapi, para utusan kimia ini pun dapat memicu perubahan signifikan pada tubuh kita, mencakup periode seperti pubertas dan menopause, hingga hal-hal sehari-hari.
Walaupun hormon memiliki peranan penting dalam mendefinisikan ciri-ciri khas laki-laki dan perempuan, namun mereka juga dapat mengakibatkan fluktuasi mood, timbulnya jerawat, bahkan sampai mempengaruhi kesehatan rambur kita. Dan ini hanya segelintir dampak yang ditimbulkannya.
Banyak di antara kita menyadari bahwa hormon dapat mempengaruhi perasaan, sistem pencernaan, selera makan, pola tidur, dan bahkan hasrat untuk berkendara.
Akan tetapi, faktanya adalah bahwa interaksi yang kompleks antara molekul-molekuil sinyal di otak seperti FSH dan LH, bersama dengan ovary dan kelenjar adrenalin, bisa mempengaruhi hampir semua sel dalam tubuh kita. Menurut Dr. Suzan Gilberg-Lenzz, seorang ahli obstetri-ginekologi dan pakar medis holistic, hal ini benar-begitu juga dampaknya terhadap sistem kami secara keseluruhan.
Berikut ini adalah lima metode di mana hormon bisa berdampak sangat signifikan pada tampilan fisik Anda:
1. Kecantikan Luar Melebihi Kejelasan Pikiran
Pernak pernah memiliki hari di mana kamu merasa lebih percaya diri dan pikiranmu terasa lebih tajam? Hal itu mungkin disebabkan oleh hormon dalam tubuhmu yang sedang berfungsi optimal.
Dr. Gilberg-Lenz menyatakan bahwa kemampuan kognitif erat hubungannya dengan tingkat hormon di dalam tubuh.
Pada separo awal siklus haid, tingkat estrogen naik, hal ini bisa membuat kita menjadi lebih terbuka dalam berkomunikasi dan juga mempengaruhi tampilan fisik.
Salah satu contohnya yang sangat mencolok adalah cahaya natural yang kerap tampak pada ibu hamil. Kenaikan tingkat progesteron saat mengandung menyebabkan kulit menjadi lebih bersinar.
Terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa di tengah-tengah siklus menstruasi, saat tubuh sedang dalam kondisi paling subur, kulit tampak lebih sehat dan kita merasa semakin menawan. Hal ini merupakan mekanisme alami yang berfungsi untuk meningkatkan kesempatan reproduksi.
2. Jerawat yang Mengganggu
Hormon memiliki peranan penting dalam timbulnya jerawat. Dr. David E. Bank, seorang ahli dermatologi dan juga pengarang dari Beautiful Skin:
Buku Every Woman’s Guide to Looking Her Best at Any Age menyebutkan bahwa hormon estrogen umumnya berkurang dalam meredakanjerawat, sedangkan progesteron malah bisa mendorong timbulnya jerawat.
Seiring berjalannya waktu selama masa pubertas dan remaja, hormon akan mengaktifkan kelenjar minyak sehingga meningkatkan produksi sebum, hal ini bisa menimbulkan penyumbatan pada folikel rambut dan mendorong timbulnya jerawat.
Dr. Joshua Zeichner, yang merupakan spesialis kulit, mengatakan pula bahwa perubahan hormonal selama masa menstruasi dapat memancing timbulnya jerawat, khususnya saat hormon naik di tengah siklus bulanan.
Alternatifnya adalah dengan menggunakan terapi hormonal seperti pil kontrasepsi atau spironolaktone yang bisa mengefektifkan pengendalian dampak hormon pada kulit.
3. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan makan atau perilaku sehari-hari, melainkan juga dipengaruhi oleh beberapa jenis hormon seperti tiroid, kortisol, leptin, serta ghrelin.
Menurut Dr. Jessica J. Krant, seorang ahli dermatologi dan pendiri Art of Dermatology LLC di New York.
Hipoparatiroidisme (karena kekurangan hormon tiroid) bisa menghambat proses pemecahan zat makan dalam tubuh, sehingga membuat lebih banyak energi disimpan menjadi lemak.
Pada saat yang sama, hormon stres kortisol mempersiapkan tubuh untuk mengatasi tekanan dengan melestarikan persediaan lemak tambahan di dalamnya.
Lebih lanjut, hormon leptin dan ghrelin memiliki peranan penting dalam pengendalian rasa lapar dan kenyang. Leptin bertugas memberikan sinyal ketika tubuh sudah mencapai keadaan kenyang, di sisi lain ghrelin akan menginformasikan kepada otak untuk memicu rasa lapar.
Penelitian mengungkapkan bahwa setelah memiliki kualitas tidur yang buruk di malam hari, tingkat ghrelin akan naik, membuat kita merasa lebih lapar sepanjang hari, menjelaskan Dr. Krant.
4. Kulit Kering
Kulit kering biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan dan bertambahnya usia; namun, hormon turut berperan dalam hal ini. Jika hipotiroidisme tak tertangani dengan baik, bisa mengakibatkan keadaan kulit menjadi sangat kering melewati tingkat normal.
Di samping itu, tingkat estrogen yang berkurang saat menopause bisa menyebabkan kulit menjadi lebih nipis, lemah, dan kering. Bila Anda merasakan kekeringan pada kulit yang tak lazim, sebaiknya periksakan level hormon Anda.
5. Kerontokan Rambut dan Perubahannya dalam Tekstur
Kerontokan, penipisan rambut, atau kehilangan kilap alaminya dapat menunjukkan adanya gangguan hormonal, seperti halnya dengan kondisi hipotiroidisme.
Kesempurnaan rambut yang sehat tidak hanya bergantung pada asupan vitamin dan mineral yang tepat, namun juga dipengaruhi oleh hormonal menurut penjelasan Dr. Krant.
Stres jangka panjang bisa mengakibatkan kebotakan karena memperbesar tingkat hormon kortisol di dalam tubuh.
Di samping itu, estrogen dan testosteron turut mempengaruhi pola kebotakan pada rambut, entah itu pada laki-laki atau perempuan.
(TribunSytle.com/Aris/yourtango.com)