Tentu, berikut adalah versi artikel yang diformat secara profesional, dioptimalkan untuk SEO, dan ditingkatkan keterbacaannya:
—
Cina Luncurkan Zuchongzhi-3: Prosesor Kuantum yang Melampaui Batasan
Cina telah meluncurkan “Zuchongzhi-3”, sebuah prototipe prosesor komputer kuantum yang diklaim mampu menyelesaikan perhitungan hingga 1.000 triliun (1 kuadriliun) kali lebih cepat dibandingkan dengan superkomputer paling kuat saat ini, “El Capitan”.
Melampaui Batasan Komputasi Konvensional
Superkomputer El Capitan, yang berlokasi di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, California, Amerika Serikat, saat ini memegang rekor kemampuan komputasi tertinggi dengan 1.742 eksaflops (Floating Point Operations Per Second). Ini berarti El Capitan dapat melakukan sekitar 1.742 triliun triliun operasi per detik.
Yang mengejutkan, prosesor Zuchongzhi-3 diklaim mampu menyelesaikan perhitungan serupa dengan kecepatan 1.000 triliun kali lipat dibandingkan El Capitan. Tidak hanya itu, Zuchongzhi-3 juga disebut-sebut memiliki kecepatan performa hingga satu juta kali lipat dibandingkan dengan hasil perhitungan kuantum dari Sycamore buatan Google.
Memahami ‘Quantum Supremacy’
Pada tahun 2019, Google mengumumkan pencapaian quantum supremacy (keunggulan kuantum) dengan prosesor Sycamore. Quantum supremacy mengacu pada kondisi di mana komputer kuantum dapat menyelesaikan tugas spesifik yang mustahil ditangani oleh komputer konvensional dalam jangka waktu yang wajar.
Kala itu, prosesor Sycamore Google dengan 53 qubit berhasil menyelesaikan tugas pengecekan contoh rangkaian acak hanya dalam 200 detik. Sebagai perbandingan, superkomputer tercanggih pada masa itu diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 10.000 tahun untuk menyelesaikan tugas yang sama.
Sirkuit Acak: Metode Uji Keunggulan Kuantum
Dalam komputasi kuantum, sirkuit adalah urutan operasi yang diterapkan pada qubit untuk melakukan perhitungan tertentu. Jika operasi ini ditetapkan secara acak, maka disebut sebagai sirkuit acak.
Sirkuit acak digunakan sebagai metode pengujian untuk mengevaluasi kemampuan komputer kuantum dalam menghasilkan pola hasil yang benar-benar acak dalam waktu singkat, sebuah tantangan besar bagi komputer konvensional. Studi terbaru di Cina mengklaim bahwa Zuchongzhi-3 dapat menjalankan tugas serupa dengan kecepatan satu juta kali lipat lebih cepat, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kecepatan pemrosesan.
Prestasi Terkini dan Pengakuan Ilmiah
Dengan kemampuan perhitungan yang melampaui 1.000 triliun kali kecepatan El Capitan dan satu juta kali kecepatan Google Sycamore, Zuchongzhi-3 secara luas diakui sebagai pencapaian terbaru dalam dominasi kuantum.
Prestasi luar biasa Zuchongzhi-3 telah dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Physical Review Letters (PRL) dengan judul “Achieving New Standards in Quantum Computational Advantage with a 105-Qubit Zuchongzhi 3.0 Processor“. PRL adalah jurnal akademik yang sangat dihormati di bidang fisika, diterbitkan oleh American Physical Society. Publikasi di PRL menandakan bahwa penelitian tersebut memiliki dampak signifikan bagi komunitas fisikawan global.
Zuchongzhi-3 dikembangkan oleh tim peneliti di bawah kepemimpinan Pan Jianwei, Zhu Xiaobo, dan Peng Chengzhi dari Universitas Sains dan Teknologi China (USTC). Pengembangan ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai lembaga, termasuk Shanghai Research Center for Quantum Sciences, Henan Key Laboratory of Quantum Information and Cryptography, serta Institute of Theoretical Physics dari Chinese Academy of Sciences.
Spesifikasi Zuchongzhi-3: Inovasi di Balik Kecepatan
Zuchongzhi-3 mengintegrasikan 105 qubit transmon, sebuah peningkatan signifikan dari 66 qubit pada versi sebelumnya (Zuchongzhi-2 2021). Peningkatan jumlah qubit ini secara langsung berkorelasi dengan peningkatan kekuatan komputasi kuantum yang dapat dicapai.
Qubit pada Zuchongzhi-3 disusun dalam tata letak grid 15×7 (15 baris dan 7 kolom), sebuah desain yang memfasilitasi interaksi kompleks antar qubit, esensial untuk operasi komputasi kuantum. Prosesor ini dibuat menggunakan material seperti tantalum, niobium, dan aluminium, yang membantu mengurangi ‘noise’ (distorsi yang dapat menyebabkan kesalahan dalam komputasi kuantum) dan meningkatkan akurasi perhitungan.
Pendekatan Berbeda: Fotonik vs. Superkonduktor
Prototipe chip kuantum ini mengadopsi teknologi komputasi kuantum berbasis foton, di mana partikel cahaya digunakan untuk melakukan perhitungan. Pendekatan ini kontras dengan Sycamore milik Google yang bergantung pada komputasi kuantum berbasis superkonduktor. Teknologi superkonduktor memerlukan operasi pada suhu ekstrem (mendekati nol absolut) untuk mengeksplorasi fenomena kuantum.
Potensi dan Tantangan Komputasi Kuantum
Zuchongzhi-3 dirancang untuk diintegrasikan ke dalam komputer kuantum. Perangkat ini memanfaatkan hukum mekanika kuantum dan memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai tantangan komputasi dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan superkomputer konvensional.
Penerapan Potensial
Sebagai contoh, komputer kuantum berpotensi diterapkan pada:
- Pemecahan masalah optimisasi di sektor logistik.
- Simulasi reaksi antarmolekul untuk pengembangan obat-obatan baru (misalnya, mempercepat pencarian terapi untuk kanker atau penyakit Alzheimer).
- Pengembangan kecerdasan buatan (AI) berbasis komputasi kuantum.
- Penelitian lanjutan di bidang kriptografi dan perlindungan informasi.
Hambatan dan Solusi
Namun, teknologi komputer kuantum masih menghadapi sejumlah hambatan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kesalahan kuantum yang disebabkan oleh interferensi eksternal, seperti fluktuasi suhu atau paparan radiasi. Oleh karena itu, para peneliti terus berfokus pada pengembangan metode untuk membuat komputer kuantum lebih tangguh dan dapat diterapkan secara efektif di berbagai sektor industri.