Lonjakan populasi lanjut usia di seluruh dunia menghadirkan tantangan baru bagi sistem kesehatan. Di tengah gelombang demografi ini, penyakit Alzheimer muncul sebagai salah satu ancaman paling serius. Sejak pertama kali diidentifikasi oleh Alois Alzheimer lebih dari seratus tahun lalu, penyakit ini telah mengubah kehidupan jutaan orang.
Perjalanan penderita Alzheimer begitu kompleks, dimulai dari kebingungan ringan hingga kehilangan ingatan parah. Mari kita pelajari mengenai gejala, sejarah, dan dampak mendalam dari penyakit yang semakin menjadi perhatian global ini.
Apa Itu Alzheimer?
Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif yang menyerang otak, terutama pada orang tua. Kondisi ini dikaitkan dengan penumpukan plak beta amiloid pada otak, yang mengganggu komunikasi antara sel-sel saraf.
Nama penyakit ini berasal dari ilmuwan Jerman Alois Alzheimer, yang pertama kali mengidentifikasi kasusnya pada seorang perempuan berusia 50 tahun pada tahun 1901. Symptoms meliputi kebingungan, disorientasi, penurunan memori, gangguan bicara, dan dementia.
Meskipun belum ada yang sepenuhnya mengetahui penyebab pasti penyakit Alzheimer, sejumlah faktor risiko dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengidapnya, diantaranya usia (risiko meningkat seiring bertambahnya usia), riwayat keluarga, dan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Penyakit Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan disebabkan oleh kematian sejumlah sel-sel otak secara bersamaan. Akibatnya, otak tampak mengerut dan mengecil. Namun, perlu diingat bahwa keberadaan demensia pada usia muda tidak selalu mengindikasikan penyakit Alzheimer.
Sejarah Penyakit Alzheimer
Hingga tahun 1901, para filsuf dan dokter Yunani dan Romawi kuno hanya dapat mengaitkan usia tua dengan peningkatan demensia. Mereka belum memiliki pemahaman tentang penyebab dan mekanisme penyakit.
Sampai akhirnya, Alois Alzheimer, seorang psikiater Jerman, mengidentifikasi kasus pertama Alzheimer pada seorang perempuan berusia 50 tahun. Ia mengamati gejala yang mirip dengan demensia, menandai awal pemahaman modern tentang penyakit ini.
Istilah ‘pikun demensia tipe Alzheimer’ (SDAT) muncul untuk menggambarkan kondisi pada orang di atas 65 tahun, membedakannya dengan penyakit Alzheimer klasik pada pasien muda. Namun, istilah ‘penyakit Alzheimer’ sempat diadopsi untuk menggambarkan individu dari segala usia dengan gejala khas, perjalanan penyakit, dan neuropatologi yang sama.
Pada tahun 1984, Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Komunikasi Stroke (NINCDS) dan Asosiasi Penyakit Alzheimer dan Gangguan Terkait (ADRDA, sekarang dikenal sebagai Asosiasi Alzheimer) menetapkan Kriteria Alzheimer NINCDS-ADRDA. Kriteria ini menjadi standar untuk mendiagnosis Alzheimer dan menekankan pada gangguan kognitif dan dugaan sindrom demensia yang dikonfirmasi melalui tes neuropsikologis.
Diagnosis definitif memerlukan konfirmasi histopatologi, yaitu pemeriksaan mikroskopis jaringan otak.
Kriteria ini diperbarui pada tahun 2007, dengan fokus pada keandalan dan validitas statistik antara kriteria diagnostik dan konfirmasi histopatologis.
Gejala Penyakit Alzheimer
Gejala penyakit Alzheimer bervariasi sesuai dengan tingkat keparahannya. Gejala ringan hingga berat meliputi:
- Gangguan memori baru:
- Lupa meletakkan kunci mobil atau mendadak
- Menghilangkan kenda atau lupa kartu nama teman atau kerabat dekat.
- Lupa mencampurkan gula dalam minuman atau garam dalam masakan
- Kesulitan melakukan tugas sehari-hari:
- Tidak mampu menyelesaikan tugas sederhana seperti mengurus diri sendiri, seperti mandi atau berpakaian.
- Kesulitan mengikuti resep atau menjalankan tahapan dalam urutan yang benar.
- Kehilangan kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik.
- Gangguan bicara dan berbahasa:
- Kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara.
- Mengulang kata atau frasa berulang kali.
- Memiliki kesulitan memahami percakapan yang kompleks.
- Disorientasi waktu, tempat, dan orang:
- Kehilangan arah atau tidak mengenali lingkungan sekitar rumah.
- Menghilangkan waktu.
- Terlupakan about orang-orang terdekat
- Kesulitan berpikir abstrak:
- Memiliki kesulitan memecahkan masalah atau membuat keputusan yang tepat.
- Kemampuan berpikir logis dan perencanaan masa depan menjadi cacat
- Mencari essence atau makna di balik kejadian tertentu.
- Berubahnya kepribadian dan perilaku:
- Agressif, mudah marah, dan frustrasi.
- Menarik diri dari percakapan dan kegiatan sosial yang dinikmati sebelumnya.
- Tanda-tanda depresi, kecemasan atau paranoia
- Hilangnya minat dan inisiatif:
- Kehilangan minat pada hobi dan aktivitas yang dulu disukainya.
- Kesulitan untuk memulai dan menyelesaikan tugas.
- Kurangnya motivasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat dipahami bahwa gejala ini dapat berkembang secara perlahan dan biasanya tidak terlihat pada awal tahap penyakit.
Penjamuan Alzheimer Mrimal
Perubahan perilaku orang tua bisa menjadi tanda awal. Melihat kesulitan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, atau perubahan suasana hati yang drastis bisa menjadi alarm untuk mencari bantuan medis. Penting untuk diingat bahwa tidak semua gejala tersebut basah merupakan tanda Alzheimer.
Penderita Alzheimer sering mengalami pola perubahan tidur dan cenderung tidur lebih banyak di siang hari dan terjaga di malam hari.
Dampak Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi individu yang menderita, tetapi juga bagi keluarga, teman, dan masyarakat secara keseluruhan.
- Dampak pada Individu: Penyakit ini menghambat kemandirian, kehidupan sosial, dan kualitas hidup penderita. Mengalami kehilangan memori dan kemampuan kognitif dapat sangat melemahkan dan membuat penderita merasa frustrasi, cemas, dan takut.
- Dampak pada Keluarga dan Teman: Merawat penderita Alzheimer bisa menjadi tugas yang berat dan melelahkan bagi keluarga dan teman. Mereka mungkin harus mengurus kebutuhan sehari-hari, menyediakan dukungan emosional, dan menghadapi tantangan perilaku yang muncul.
- Dampak pada Masyarakat: Penyakit Alzheimer merupakan beban bagi sistem kesehatan dan ekonomi. Biaya perawatan untuk penderita Alzheimer sangatlah tinggi, dan tingginya angka penderita yang semakin diprediksi menjadi colok kompas bagi pemerintah untuk memperkuat kesadaran dan program pencegahan penyakit ini
Rekomendasi
Meskipun belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menunda progresi penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
- Pemeriksaan kesehatan rutin: Kesadaran dan pemeriksaan kesehatan dini dapat membantu mendeteksi gejala awal dan memulai perawatan sedini mungkin.
- Gaya hidup sehat: Pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan otak.
- Stimulasi kognitif: Melakukan aktivitas intelektual seperti membaca, bermain puzzle, atau belajar hal baru dapat membantu merangsang fungsi kognitif.
- Dukungan sosial: Jaringan sosial yang kuat dan dukungan emosional dapat membantu penderita dan keluarga mereka menghadapi tantangan penyakit ini.
Penelitian terus dilakukan untuk menemukan pengobatan yang lebih efektif untuk penyakit Alzheimer. Untuk saat ini, deteksi dini, gaya hidup sehat, dan dukungan yang tepat dapat membantu meringankan dampak penyakit ini. Penting bagi masyarakat untuk memahami penyakit Alzheimer, mendukung penelitian, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan otak.