KONI Jatim: Evaluasi Total PON
Ketua Umum KONI Jawa Timur, M. Nabiel, menyerukan pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang baru saja rampung di Aceh-Sumut.
Evaluasi ini tak sekedar mengamati sisi penyelenggaraan, tapi juga fokus pada sumber daya manusia, terutama para wasit dan aparat terkait.
"Selama PON di Aceh-Sumut banyak kejadian yang aneh, khususnya di pengadil di lapangan," tegas Nabiel kepada VOXNES.com, Jumat (20/9).
Pelajaran Berharga FROM PON
Nabiel mengungkapkan bahwa KONI Jatim mendapatkan banyak pelajaran berharga selama PON Aceh-Sumut. Ia menyoroti bahwa cabang olahraga yang penilaiannya tidak terukur seringkali menimbulkan ketidakadilan bagi para atlet.
"Kita harus belajar dari kejadian selama PON lalu dan segera diterapkan untuk PON mendatang," ujarnya.
Adopsi Teknologi Digital untuk Evaluasi
Salah satu saran Nabiel adalah implementasi sistem digitalisasi penilaian untuk cabang olahraga yang rentan subjektivitas. "Saat digital diterapkan dalam setiap event, maka penilaian yang diberikan menjadi presisi dan lebih objektif," lanjutnya.
Implementasi teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dan bias dalam penilaian yang pada akhirnya dapat merugikan atlet.
Permasalahan Lain yang Dihadapi Atlet
Nabiel menyoroti masalah lain yang dihadapi atlet selama PON Aceh-Sumut, yaitu kualitas makanan dan waktu makan yang tidak tepat.
"Bayangkan, makan pagi baru datang jam 10 padahal seharusnya jam 07.00. Atlet bisa kelaparan," ungkap Nabiel dengan nada prihatin.
Asupan gizi yang tepat sangatlah penting bagi para atlet untuk menunjang pemerforma dan kepuasan selama kompetisinya.
Memikirkan Masa Depan Atlet
Nabiel juga menekankan pentingnya memperhatikan masa depan atlet setelah PON.
"Sudah saatnya memikirkan juga jenjang atlet setelah PON mau dikemanakan," ujarnya.
Ia berharap agar terdapat program yang cukup memadai untuk bersinergi dengan pemerintah dan lembaga lain untuk membantu atlet mendapatkan peluang berkembang di광역 masa kemudian.
evaluasi total ini sepatutnya dilakukan sebelum PON XXII di NTT-NTB mengalami permasalahan sejenis. DEMikian harapan KONI Jatim agar PON mendatang menjadi kejujuran yang lebih berkualitas dan adil bagi masing-masing atlet Indonesia.