PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tidak hanya mengejar pertumbuhan finansial, tapi juga fokus pada dampak sosial dan lingkungan melalui penerapan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG). Komitmen BRI terhadap keberlanjutan ini sudah ditunjukkan sejak tahun 2013.
BRI telah raih beragam prestasi dalam penerapan ESG. BRI berhasil meraih peringkat bergengsi dari ASEAN Corporate Governance Scored Card (ACGS) untuk perusahaan tercatat dengan menduduki Top 3 Public Limited Company (PLCs) di Indonesia. BRI juga meraih penghargaan di kategori ASEAN Asset Class PLCs.
“BRI terus berkomitmen pada keberlanjutan dengan meraih skor rating internasional yang baik,” ujar A. Solichin Lutfiyanto, Director of Compliance BRI, dalam Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas, bertajuk Memaksimalkan Peran Lembaga Jasa Keuangan di Era ESG di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (12/9).
BRI juga telah menyelesaikan annual review bersama dengan Morningstar Sustainalytics. Dan hasilnya, BRI berhasil menurunkan skor ESG Risk Rating-nya secara konsisten. Penilaian ini membuat BRI meraih predikat Low Risk selama dua tahun berturut-turut. Pada penilaian terbaru, BRI memperoleh skor 17,8, jauh lebih baik dibandingkan skor High Risk yang diraih pada 2020.
Solichin menekankan pentingnya transparansi dalam laporan ESG. Menurut dia, masih banyak pihak yang baru mengenal ESG sehingga sering kali hanya melihat hasil akhir tanpa memahami proses yang mendasarinya.
Perjalanan menuju pencapaian skor ESG yang tinggi memang tidak mudah, menurut Solichin. “BRI selalu berusaha memberikan laporan yang jelas dan akurat untuk menunjukkan komitmen kami terhadap prinsip ESG,” ujarnya.
Sementara itu, Ekonom Senior, Ryan Kiryanto mengapresiasi komitmen BRI dalam penerapan prinsip ESG. Menurutnya, BRI telah berhasil mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam operasionalnya dengan cara yang transparan dan berdampak nyata.
“BRI adalah contoh cemerlang dari sebuah institusi keuangan yang tidak hanya memenuhi standar ESG, tetapi juga menunjukkan dedikasi yang konsisten dalam menerapkannya,” ungkap Ryan.
Ryan juga melihat bagaimana BRI memperhatikan aspek sosial yang sering kali terabaikan. “BRI tidak hanya fokus pada simbol-simbol lingkungan seperti penanaman pohon, tetapi juga memperhatikan aspek sosial, termasuk upaya mereka dalam menyediakan layanan yang inklusif dan memperhatikan kebutuhan kelompok berkebutuhan khusus.”
Tanpa dukungan internal dan kebijakan yang konsisten, ujarnya, BRI tidak akan mencapai hasil yang signifikan. “BRI adalah contoh nyata bagaimana institusi keuangan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif melalui praktik ESG yang baik,” tutupnya.
Dengan pengakuan ini, BRI semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam penerapan prinsip ESG di sektor perbankan, menunjukkan bahwa keberhasilan dalam keberlanjutan bukan hanya sebuah tujuan, tetapi merupakan bagian integral dari strategi dan operasional perusahaan.