Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Selasa, 1 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Pertamina Patra Niaga JBT Kembali Konservasi Pantai Selatan Cilacap

    Oleh Angga Maulana

    Kasus Polisi Nemplok Kap Mobil, Pengemudi Sakit Kanker

    Oleh Angga Maulana

    Bagaimana Islam Datang ke Indonesia? Apakah Melalui Arab, Gujarat, Persia, atau Cina?

    Oleh Rany Nasution

    Kabupaten Banyuasin Jadi Sentra Budi Daya Tanaman Porang

    Oleh Angga Maulana

    Film Animasi Cina “Ne Zha 2” Raih Sukses Besar, pecahkan Rekor Box Office dengan Pendapatan 2 Miliar Dolar AS

    Oleh Rany Nasution

    Fakta Menakjubkan Bocah 13 Tahun: Bertahan Hidup dengan Jualan Tisu dan Tidur di Emperan Bandung

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Dorong Penggunaan SAF, Pertamina Patra Niaga Gandeng Perusahaan Ini!

    Pertamina Patra Niaga, SGI dan Bell Textron Gunakan SAF di Helikopter Pertama di Indonesia

    Oleh cris a jeni putri
    Berlaku Mulai Hari Ini, Transaksi di Gerbang Tol Colomadu Ditiadakan

    Pengalihan Transaksi di GT Colomadu, Pengguna Jalan Tol Solo-Ngawi Diteruskan ke GT Banyudono

    Oleh cris a jeni putri
    Kreatif! Potret Pengamen Cari Cuan Pakai Live Streaming Media Sosial

    Tantangan Lapangan Pekerjaan dan Rejeki Digital

    Oleh cris a jeni putri
    Respons Aksi Mogok Kerja, Boeing Akan Rumahkan Puluhan Ribu Karyawan

    Boeing Merumahkan Sementara Ribuan Karyawan

    Oleh Panggih Suseno
    Pertamina Mulai Jual Sustainable Aviation Fuel

    Pertamina Resmi Jual Sustainable Aviation Fuel

    Oleh cris a jeni putri
    Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani (kanan) bersama Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto memberikan keterangan terkait pelaksanaan Jakarta Food Security Summit (JFSS) di Jakarta, Selasa (6/3).

    Kadin Minta Pemda Sambut Hangat Investasi

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Humaniora > 7 Alasan Orang Tergoda Pseudosains
Humaniora

7 Alasan Orang Tergoda Pseudosains

Adi Ariyanto
Terakhir diperbarui: 19 September 2024 10:51 am
Adi Ariyanto
Bagikan
Mengapa Banyak Orang Percaya Pseudoscience? Ini Dia 7 Kemungkinan Alasannya
Bagikan

Menyingkap Fenomena Keyakinan pada Pseudoscience

Pseudoscience, atau ilmu palsu, merujuk pada klaim, metode, atau praktik yang tidak berdasarkan prinsip ilmiah yang valid. Meskipun secara jelas banyak teori pseudoscience tidak didukung oleh bukti yang kuat, banyak orang, termasuk individu yang dianggap cerdas, tetap mempercayainya. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Fenomena ini merupakan kajian yang menarik dan kompleks, di mana berbagai faktor psikologis, sosial, dan emosional berperan.

Faktor Mengapa Pseudoscience Menarik

  1. Kebutuhan Penjelasan atas Hal-Hal yang Tidak Dimengerti

Manusia memiliki naluri alami untuk mencari penjelasan atas fenomena yang tidak mereka pahami. Dalam situasi di mana ilmu pengetahuan belum memberikan jawaban yang memuaskan, pseudoscience sering menawarkan penjelasan sederhana dan langsung.

Kecepatan penjelasan yang ditawarkan ini, meskipun tidak didukung bukti, dapat memberikan rasa puas bagi sebagian orang, sehingga mereka merasa terpenuhi meskipun penjelasan tersebut tidak valid secara ilmiah.

  1. Bias Kognitif
Baca Juga:MR.PPRT Dicabut? Koalisi Sipil Desak DPR Usut Sept 2024

Bias konfirmasi adalah salah satu faktor utama yang membuat orang percaya pada pseudoscience. Individu cenderung mencari dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan mereka, sambil mengabaikan bukti yang bertentangan.

Fenomena ini menciptakan penguatan yang berkelanjutan terhadap pandangan yang tidak ilmiah, membuat orang semakin yakin dengan keyakinan mereka tanpa melihat argumen yang kontradiktif terhadapnya.

  1. Emosi dan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi yang positif kerap kali membuat orang merasa terhubung dengan praktik pseudoscience. Contohnya, seseorang mungkin merasa lebih baik setelah mengikuti terapi alternatif, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya.

Emosi yang kuat ini dapat mempengaruhi cara orang menilai dan menerima informasi. Pengalaman pribadi yang diwujudkan dalam bentuk emosi dapat mengalahkan logika dan fakta yang ada.

  1. Ketidakpercayaan pada Otoritas
Baca Juga:Muhadjir: Gaji Tak Bagus, Tolak Iuran Tambahan Pensiun

Banyak individual memiliki skeptisisme terhadap institusi ilmiah dan pemerintah.

Ketidakpercayaan ini dapat muncul dari berbagai faktor, seperti skandal, kesalahan di masa lalu, atau ketidakpuasan terhadap cara informasi disampaikan. Akibatnya, orang cenderung mencari alternatif dalam pseudoscience yang terasa lebih "dekat" dengan pengalaman mereka, meskipun tanpa dasar ilmiah yang kuat.

  1. Kompleksitas Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sering kali melibatkan konsep yang kompleks dan teknis, yang mungkin sulit dipahami oleh sebagian orang. Sebaliknya, pseudoscience sering disajikan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga menarik bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang ilmiah yang kuat.

Simplifikasi yang ditawarkan pseudoscience membuatnya lebih mudah diterima, bahkan tanpa kritis terhadap kebenarannya.

  1. Pengaruh Media Sosial

Dalam era informasi yang cepat seperti sekarang, media sosial dan influencer dapat dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak akurat.

Banyak orang terpengaruh oleh konten yang viral dan mungkin tidak memeriksa kebenarannya. Ini membuat pseudoscience tampak lebih valid di mata masyarakat. Informasi yang tidak selalu akurat beredar tanpa terkontrol di media sosial, sehingga memper erleichkan penyebaran informasi

  1. Sosialisasi dan Komunitas

Keterlibatan dalam kelompok atau komunitas yang mendukung pandangan tertentu juga bisa mempengaruhi keyakinan individu.

Ketika seseorang merasa terhubung dengan orang lain yang memiliki pandangan yang sama, mereka lebih cenderung untuk menerima dan mempercayai informasi tersebut, bahkan jika itu adalah pseudoscience. Konteks sosial dapat memperkuat keyakinan seseorang, meskipun keyakinan tersebut tidak didasari oleh bukti ilmiah yang kuat.

Pentingnya Literasi Ilmiah

Percaya pada pseudoscience adalah fenomena yang kompleks dan multidimensi. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk membangun literasi ilmiah dan kemampuan berpikir kritis di masyarakat.

Dengan cara ini, kita dapat membantu orang lebih bijaksana dalam menilai informasi yang mereka terima dan membuat keputusan berdasarkan bukti yang valid.

Pentingnya tidak hanya memahami ilmu pengetahuan itu sendiri, tapi juga bagaimana informasi diproses, diinterpretasi, dan disampaikan. Menumbuhkan kecurigaan terhadap klaim yang tidak didukung bukti, serta kemampuan untuk mengidentifikasi bias dan manipulasi, menjadi kunci untuk mengatasi penyebaran pseudoscience.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Menkumham Supratman Andi Agtas Bertemu Erick Thohir, Bahas Naturalisasi Pemain Basket dan Sepak Bola Naturalisasi Atlet Basket & Sepak Bola Bahas Menkumham dan Erick Thohir
Artikel Berikutnya Jokowi Bilang Data NPWP Bocor karena Disimpan di Banyak Tempat
  • Bocornya Data NPWP Ditengarai karena Penyimpanan di Banyak Tempat

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Jokowi Resmikan Kantor FIBA, Raih Impian Indonesia!

Indonesia: Negeri Ajaib Basket Sejak Kedatangan FIBA Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Si Vishwan, punya…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Menguak Misteri Marga Batak: Perjalanan Sejarah dan Identitas yang Mengakar

Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang asal-usul nama belakang Anda? Bagi masyarakat Batak, marga bukan sekadar nama,…

Oleh Rany Nasution

Tips Praktis Memasak Bubur Sumsum Lezat dengan Santan Instan, Simak Resepnya!

Voxnes.com - Ingin membuat bubur sumsum yang sederhana? Sekalian coba gunakan santan kemasan ya. Benar,…

Oleh Rany Nasution

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Pensiunan TNI Karo Bangun Paguyuban Pengembangan Budaya
Humaniora

Pensiunan TNI Karo Inisiasi Paguyuban Pengembangan Budaya

Oleh Adi Ariyanto
Ratusan Bobotoh Geruduk Graha Persib, Kecam Dugaan Tindak Kekerasan Manajemen
Humaniora

Bobotoh Persib Bandung Gelar Aksi Solidaritas di Depan Graha Persib

Oleh Panggih Suseno
Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius: Kenali Andropause dan Cara Mengatasinya 
Humaniora

Andropause: Gejalanya, Risikonya dan Solusinya

Oleh Adi Ariyanto
Redistribusi Anggaran Pendidikan Perlu Dilakukan oleh Pemerintah Baru
Humaniora

Reformasi Anggaran Pendidikan Diharuskan Pemerintah Baru

Oleh Adi Ariyanto
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?